Prinsip Prinsip Sintesis Senyawa Organik


Prinsip Prinsip Sintesis Senyawa Organik



Pada kali ini saya akan membahas mengenai prinsip prinsip dalam sintesis senyawa organik. Sebelum itu kita pahami terlebih dahulu apa itu sintesis senyawa organik. Sintesis senyawa organik adalah suatu proses pembuatan senyawa organik baik metabolit primer maupun metabolit sekunder melalu proses semi sintetik. Telah berbagai macam senyawa organik yang kita pelajari, kini kita harus mengetahui berbagai prinsip yang digunakan dalam mensintesis senyawa organik.  Dalam melakukan sintesis maka kita akan melibatkan reaksi kimia beserta reagen yang digunakan serta kondisi dari masing-masing reaksi. Semua ini dirancang untuk menghasilkan produk yang murni dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan sintesis tersebut terdapat “Aturan” yang harus kita taati atau lakukan agar memperoleh suatu senyawa yang memiliki kebermanfaatan tersendiri untuk mahluk hidup.

Berikut prinsip prinsip dalam mensintesis senyawa organik :

11. Menyusun struktur karbon atau kerangka molekul.

2. Mempromosikan, menghapus ataupun mengubah gugus fungsi pada senyawa agar memperoleh fungsionalitas yang diharapkan.

33. Melakukan stereokontrol selektif di setiap tahap pada pusat  stereoisomerisme.

Pendekatan diskoneksi (pemutusan) dan sinton dalam sintesis senyawa organik dilakukan dalam 2 tahap yaitu :

1.     Analisis

Terlebih dahulu kita harus mengetahui gugus fungsional suatu senyawa yang akan disintesis

Melakukan diskoneksi dengan metode yang berkaitan dengan reaksi

Memastikan bahwa reagen yang digunakan tersedia

2.    Sintesis

Merencanakan produk yang akan dihasilkan

Sintesis Senyawa Alkena




Alkena adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap dua yang sangat reaktif sehingga dapat menghasilkan beberapa senyawa lain bila disintesis. Untuk mensintesis senyawa alkena sehingga menghasilkan senyawa lainnya maka dibutuhkan reagen beserta katalis yang mampu mempercepat proses reaksi. Berdasarkan gambar diatas, maka dapat diketahui bahwa alkena mampu menghasilkan begitu banyak senyawa organik yaitu sekitar 20 jenis senyawa organik. Hal ini disebabkan karena alkena sangat reaktif dengan ikatan rangkap yang dimilikinya. Alkena dapat mengalami reaksi adisi, reaksi halogenasi, reaksi hidrohalogenasi,  reaksi alkena simeteis dengan hydrogen halide, reaksi alkena asimetris dengan hydrogen halide, reaksi hidrogenasi,  reaksi pembakaran bahkan reaksi polimerisasi.





Permasalahan :

11. Coba anda jelaskan secara singkat stereokontrol selektif pada proses sintesis alkena?

22. Dalam sintesis senyawa organik dilakukan suatu diskoneksi atau pemutusan ikatan. Coba anda jelaskan bagian mana saja dalam suatu senyawa yang dapat dilakukan teknik diskoneksi ini? Mengapa demikian?

33. Pada umumnya sintesis senyawa organik dapat dilakukan karena adanya reaktivitas dari suatu senyawa tertentu (misal alkena). Lalu bagaimana dengan senyawa organik yang tidak reaktif? Apakah bisa disintesis?


Komentar

  1. 3. Senyawa organik tidak reaktif tentu tidak busa disintesis karena seperti yang kita ketahui senyawa organik kebanyakan reaktif.

    BalasHapus
  2. 2. Menurut pendapat saya bagian yang digunakan untuk pemutusan ikatan dalam senyawa organik itu pada bagian gugus ataupun pada substituennya khusunya pada senyawa aromatik.

    BalasHapus
  3. 2.) Berdasarkan gambar yang terdapat di https://htthanahasanati22.blogspot.com/2019/11/gambar-jawaban-blog-neng.html, terdapat suatu senyawa yang akan didiskoneksi, bagian yang dipotong adalah bagian dengan ikatan yang lemah. Ikatan yang lemah terdapat di antara fragmen yang kelebihan elekton (-) dan fragmen yang kekurangan elektron (+). Reagen yang terbentuk tergantung dari muatannya, jika sinton muatannya (+) maka reagennya harus berikatan dengan gugus bermuatan (-), begitu pula sebaliknya. Jadi, dasar dari diskoneksi adalah adanya ikatan yang lemah. Dalam senyawa organik, ikatan kimia pada umumnya berupa ikatan kovalen. Dalam suatu senyawa, distribusi elektron tidak merata, ada atom dengan densitas elektron yang lebih besar atau disebut memiliki keelektronegatifan lebih besar (delta negatif), dan ada pula atom dengan densitas elektron yang lebih rendah, disebut memiliki keelektronegatifan lebih rendah (delta positif). Seperti yang dijelaskan sebalumnya, ikatan atom antara delta positif dengan negatif yang lemah ini menjadi lebih mudah didiskoneksi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer